Tim KKN-PPM Belok ke Pelaga 2025 bersiap menjejakkan kaki di Pulau Dewata, tanah yang sarat budaya dan kearifan lokal untuk mengabdi selama 50 hari.
Setelah resmi melewati momen Upacara Penerjunan KKN-PPM UGM pada 20 Juni 2025, langkah kecil kami pun dimulai. Kami, Tim KKN-PPM Belok ke Pelaga 2025, bersiap menjejakkan kaki di Pulau Dewata, tanah yang sarat budaya dan kearifan lokal, untuk mengabdi selama 50 hari. Perjalanan ini mengantarkan kami menuju ruang belajar baru, bukan hanya untuk masyarakat, tetapi juga untuk kami sendiri, para mahasiswa. Selama lebih dari satu bulan ke depan, kami akan hidup berdampingan dengan warga, memahami dinamika sosialnya, dan berkolaborasi dalam menciptakan perubahan.
Tahun ini, pengabdian kami mengusung tema besar:
Inovasi Pertanian dan Pariwisata Berkelanjutan melalui Kolaborasi dan Kemandirian dalam Mengoptimalkan Smart Branding.
Tema ini lahir dari kebutuhan dan potensi Desa Belok Sidan dan Desa Pelaga, dua desa yang tidak hanya kaya akan pesona alam, tetapi juga memiliki kekuatan lokal dalam sektor pertanian dan pariwisata. Melalui pendekatan kolaboratif, kami ingin mendorong inovasi berbasis kearifan lokal yang tetap menjaga keberlanjutan lingkungan dan sosial, sekaligus membantu mengoptimalkan smart branding desa agar lebih dikenal dan bernilai tambah.
Tim kami terbagi ke dalam dua desa utama, yakni Desa Belok Sidan dan Desa Pelaga, dua wilayah yang menyimpan potensi besar untuk dikembangkan. Dengan 29 mahasiswa dari berbagai kluster keilmuan: soshum, medika, saintek, dan agro, kami hadir membawa semangat lintas disiplin.
“Kami berharap program yang telah kami rancang tidak hanya berjalan selama masa pengabdian, tetapi juga dapat memberikan keberlanjutan bagi masyarakat. Harapan kami, setiap kegiatan yang dilakukan mampu memberikan manfaat nyata dan mendorong masyarakat untuk lebih mandiri serta berdaya saing. Semoga kehadiran tim kami di Desa Belok Sidan dan Desa Pelaga benar-benar memberikan dampak positif, baik dalam aspek pertanian, pariwisata, maupun penguatan kapasitas masyarakat setempat.” -Ghifari Ash-Shiddiqy, Koordinator Mahasiswa Tingkat Unit Tim KKN-PPM UGM Belok ke Pelaga 2025.
Keberagaman latar belakang ini diharapkan menjadi kekuatan tim untuk melaksanakan program kerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Kegiatan KKN-PPM ini bukan sekadar bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, tetapi juga wahana pembelajaran kontekstual yang menumbuhkan empati, kolaborasi, dan pemahaman lintas disiplin. Melalui interaksi langsung dengan masyarakat, mahasiswa tidak hanya mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, tetapi juga belajar tentang nilai-nilai kearifan lokal, dinamika sosial, serta tantangan pembangunan di tingkat desa. Dengan demikian, KKN-PPM menjadi jembatan antara dunia akademik dan realitas sosial, yang diharapkan melahirkan generasi muda berkarakter, adaptif, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.