Peta Persebaran Peternakan Banjar Selantang.
Banjar Selantang merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali, yang memiliki potensi pengembangan sektor peternakan skala rumah tangga. Peta yang berjudul "Peta Persebaran Peternakan Banjar Selantang" dengan skala 1:8000 ini dibuat oleh Tim KKN Belok Pelaga 2025 dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada 2025. Peta ini menunjukkan bahwa persebaran peternakan di wilayah Banjar Selantang merata. Survei lapangan dilakukan selama satu minggu untuk mendapatkan data yang aktual sebagai acuan titik-titik persebaran lokasi peternakan.
Keterangan: Peta Persebaran Peternakan Banjar Selantang.
Tujuan dilakukkannya pemetaan yaitu untuk mengidentifikasi lokasi dan skala peternakan di Banjar Selantang, menyediakan informasi spasial yang dapat digunakan untuk pengembangan peternakan, serta dapat dijadikan acuan analisis keterkaitan antara lokasi peternakan dan penggunaan lahan disekitarnya. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu menggunakan Google Earth Pro 2023, Indonesia Geospasial 2019, dan survei lapangan.
Data yang dikumpulakan diklasifikasikan menjadi tiga skala peternakan yaitu peternakan kecil, sedang, dan besar. Ketiga skala tersebut ddibedakan menjadi tiga warna: Besar (ungu), Sedang (biru), dan Kecil (kuning). Penggolongan ini berdasarkan jumlah ternak sapi dan ternak babi, dimana lebih dari 20 ternak dikategorikan peternakan besar, lebih dari 10 merupakan peternakan sedang, dan kurang dari 10 merupakan peternakan kecil.
Terlihat di peta menunjukkan bahwa mayoritas peternakan tergolong dalam klasifikasi peternakan kecil .Hal ini dikarenakan para peternak memiliki ternak tidak untuk dijadikan mata pencaharian utama, tetapi sebagai tabungan dimana akan dijual apabila ternak sudah siap untuk dijual dan tidak mengejar target penjualan.
Dengan mengetahui persebaran lokasi peternakan yang ada di Banjar Selantang dapat menjadi langkah awal dalam merancang pengembangan peternakan yang lebih tepat sasaran, meningkatkan fasilitas infrastruktur dan penyediaan layananan kesehatan hewan ternak yang aksesibel, serta mendorong pembentukan kelompok ternak berdasarkan kedekatan lokasi atau spasial untuk meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi.